Kamis, 13 September 2012

[Multiply #8] Sound of Contentment

Diundang melalui situs pertemanan paling hip saat ini, melihat line up band-band acara ini benar-benar menyita perhatian. Dari The Milo, Pure Saturday, Cherry Bombshell, The Sastro, Polyester Embassy, Endah & Rhesa, Ballads of The Cliche, Dzeek, Suri, Blackstar, sampai Pain is Gone benar-benar membuat mata melotot. Dengan HTM 40.ooo rupiah, saya pikir, wah mahal banget, tapi agaknya setimpal lah dengan band-band yang akan main. Hanya, ketika melihat lokasi acara diselenggarakan, saya jadi sangsi kalau acaranya akan padat penonton. Tumben-tumbenan di selenggarakan di daerah Kelapa Gading.

Beruntung, karena radio kampus saya menjadi media partner dengan acara tersebut, jadi saya mendapat ID :]. Dengan semangat berkoar-koar saya pun berangkat. Melihat acara akan dimulai jam 5 sore (di invitation fb malah ditulis jam 2 siang) saya berpikir untuk datang segera. Ketika sampai mal, parkirannya benar-benar naudzubillah riweuhnya. Akhirnya sih dapat parkiran, tapi parkir di luar, sedangkan kafe berlokasi di lantai 5. Saya sudah dihubungi senior saya yang sama-sama dari RTC, kapan datangnya, kok nggak nongol-nongol. Saya langsung berpikir, wah sudah mulai acaranya, senang sekali mendengar acara--apapun itu--tidak ngaret.

Saya sampai di lantai 5 menggunakan lift (pakai eskalator agak gempor, lagipula ngebingungin, mal-nya benar-benar luas) lalu langsung kaget kok langsung menuju parkiran. Setelah nyasar sedikit, akhirnya saya menemukan kafe tersebut. Ketika melihat poster-poster yang di tempel, saya kecewa, ternyata Pure Saturday batal main! Haduh. Jam setengah 7 saya di depan kafe dan bertemu dengan kawan-kawan saya, lalu panik ketika mendengar riuh dari dalam. Sepertinya yang main di panggung The Sastro nih. Saya, yang datang berlima, langsung meminta ID (waktu mereka blocking time, kami nggak dikasih tiketnya, katanya kalau sudah sampai di lokasi, bilang saja dari RTC lalu dikasih tiketnya) dan masuk ke dalam.

".............................."

Nggak enak gitu suasananya. Ternyata pas ngelongok, memang yang diatas panggung itu The Sastro, tapi lagi check sound. Ya ampun. Acara udah dimulai dari jidat. Yang kagetnya lagi, suasanya benar-benar hening gitu. Yang ada di dalam kafe cuma 20 orangan mungkin. Sepi banget. Akhirnya kami memutuskan untuk magribhan daripada cengo menunggu di dalam.

Setengah 8 kami masuk. Orang-orang yang nongkrong di luar pun cuma sedikit, mungkin sudah pada masuk. Eh ternyata pas masuk juga kondisinya sama saja, hanya bertambah beberapa orang. Lalu kami duduk di tempat yang nggak jauh dari stage. Nggak lama 2 MC datang lalu membuka acara dan panggung langsung digeber Pain is Gone. Akhirnya, acara dimulai juga.

Pain is Gone beres, naiklah SURI. Saya baru pertama kali melihat penampilan mereka seperti Pain is Gone tadi. Saya kaget juga, lagu mereka berisik, kirain yang gloomy-gloomy gimana gitu hehe. Oia, selama mendengarkan SURI, sekilas-sekilas mirip sound Seringai. Apanya yah..raungannya atau gaya-gayanya atau anunya apalah istilahnya itu saya nggak ngerti gimana deskripsiinnya. Yang pasti yang terlintas dibenak, SERINGAI! Udah gitu aja :]. Tapi lumayanlah menarik kok.

Endah & Rhesa dijadwalkan tampil berikutnya. Padahal menurut run down yang diumumkan MC, blackstar yang akan tampil. Dengar-dengar sih, mereka musti tampil lagi di acara lain, jadi karena acara ngaret parah (as usual) mereka tampil lebih dulu. Saya baru menyimak lagu mereka sedikit, dan saya pertama kali menonton mereka main. Sang vokalis, Endah, sangat interaktif dengan penonton meskipun yang datang sangat sedikit untuk ukuran acara seperti ini. Dengan lagu pertama, I Don't Remember (sebelumnya Endah bercerita dulu sambil memainkan gitar cerita dibalik lagu tersebut), penonton yang sedikit itu maju ke depan panggung dengan menenteng handphone/slr/digicam/handycam masing-masing. Saya sendiri senyum-senyum sendiri melihat penampilan mereka yang menyenangkan :D.

MC mengambil alih, lalu Blackstar tampil. Lalu senior saya yang di RTC sebagai Music Director, berbisik ke telinga saya, "Radiohead." Jujur, saya menyimak lagu-lagu Radiohead hanya sedikit. Saya lebih tertarik ketika Thom Yorke merilis album The Eraser :]. Yasudahlah mau Radiohead banget atau apapun kalau mereka memang terinfluence sekali, yah mari kita nikmati saja penampilannya :].

Dari awal acara, MC ngasih tau bakal ada Ade Rai... He? Ade Rai? Ngapain deh? Apakah Ade Rai akan tampil di panggung sambil memamerkan otot-ototnya (ah weird apaan deh. udah ah) gitu? Dan ternyata....ada bocah cilik yang ditarik MC ngobrol di panggung..setelah ngobrol ngolar ngidul, nama bocah laki tersebut ADE RAI. Bujug. Saya dan teman-teman saya sudah mikir beneran bakal Ade Rai 'beneran' hakakak :p. Ternyata bocah berbadan cilik ini sudah 11 tahun...apa 12 yah? lupa deh. Kirain mah masih SD hehe. Dan si Ade Rai ini naik panggung yang terpisah lalu memamerkan keahliannya memainkan drum. Waw, digeber main solo drum selama kurang lebih 20-30 menit membawakan lagu-lagu dari Dream Teather dan Slipknot...dan lagu apalagi nggak tau deh, sukses memukau penonton. Lalu si Ade Rai ini diwawancara lagi oleh si MC. Dan katanya punya band bernama (kalau nggak salah) Be3an (bertigaan). Langsung di protes MC karena namanya kurang komersil, langsung disuruh ganti nama malah hahaha.

The Sastro nampaknya sudah sangat siap manggung. Penonton yang sedikit itu (kurang lebih yang datang 80-an orang, atau mungkin kurang dari itu?) melakukan hal yang sama ketika Endah & Rhesa tampil, meringsek maju ke depan. Penampilan The Sastro mendapat perhatian banyak penonton, bahkan ketika lagu terakhir dimainkan, penonton yang sepi itu, teriak-teriak meminta lagi dan ada pula yang berteriak, "Lari 100! Lari 100!". Akhirnya The Sastro main lagi :D dengan sebelumnya si vokalis bilang, " Sebenernya gw udah bosen nyanyiin lagu ini." Haha yah wajar sajalah.

Ballads of The Cliche di jadwalkan tampil berikutnya. Kalau tidak salah, salah satu personil Bangkutaman datang menggantikan salah satu personil BOTC yang berhalangan hadir. Saya nggak begitu menyimak lagu mereka, hanya sedikit yang tahu. Ketika Popkinetik dibawakan, lumayanlah bisa bernyanyi-nyanyi sedikit :D.

Akhirnyaaaa tujuan utama saya datang kesini, untuk menonton penampilan Polyester Embassy, tercapai juga! Wihiiii! :D Penonton langsung mengambil posisi di depan panggung untuk memotret dan merekam penampilan mereka. Hmm jadi ketahuan sekali daritadi siapa saja band-band yang ditunggu oleh penonton saking sepinya di lokasi. Sayapun meminjam slr teman saya lalu berdiri di depan panggung. Jujur, lightingnya nggak enak, lagipula merah semua gitu. Malam itu Ekky tidak bisa datang, digantikan oleh siapa nggak tau, hehe pokoknya di lengannya ada tatto Homicide. Oia, ketika melihat Polyester Embassy di depan, saya bertemu teman saya Dimas (kalau nggak salah dia fotografer...atau road manager..atau dua-duanya?) lalu nanya D'zeek kapan main. Eh ternyata sama seperti Pure Saturday, D'zeek batal main karena ada masalah dengan panitianya.

Setelah merinding mendengarkan Polyester Embassy dan kecewa mereka hanya membawa lagu mereka sedikit (maunya sih mereka ngebawain Faded Blur gitu), saya mengajak teman-teman saya pulang. Waktu sudah jam setengah 1. Saya kecapean ditambah mood turun gara-gara acara ini. Aneh, selagi MC ngocol, harusnya dipanggung ada 'kehidupan' orang-orang yang check sound. Ini nyaris tiap jeda panggung malah nggak ada orang sama sekali. Saya jadi gregetan terus-terusan. Jadi kasian juga sih sama MCnya, walaupun MCnya cukup menghibur, tapi kan tujuan utama datang kesini untuk melihat band-bandnya. Malah sempat ada jeda mau manggung band apa gitu, MCnya nyaris setengah jam lah kurang lebih (buat saya berasa sejam) ngoceh-ngoceh terus dan selama itu di panggung beneran nggak ada orang yang check sound atau nyiapin alat-alat gitu kek. Apa mungkin band-bandnya nggak ada yang nge-LO-in? Saya jadi pengen ngegraok panitianya. Dan, si MC juga nggak rajin bacain sponsor, media partner dan yang mendukung acara tersebut. Selama jeda panggung bukannya musti dibacain ya? Seinget saya, MC hanya membaca radio kampus saya sebagai media partner hanya 2-3 kali, padahal jeda panggung kan banyak.

Enam jam di dalam kafe ternyata penonton nggak juga bertambah banyak. Masih segitu-segitu saja. Asumsi saya sih, acaranya kurang terpublikasi (dan maaf, posternya kurang menarik perhatian sih sebenernya), lokasi tidak terjangkau (biasanya pergigs-an di daerah selatan yah), harga tiket dan acara ada ditanggal ketika orang-orang long weekend-an. Padahal daftar band-band yang akan tampil menggiurkan. Kafe masih sepi, bahkan saya duduk selonjoran terus di lantai..kalau ada orang iseng mau tigersprong-an di dalam kafe, kayaknya bisa banget deh, orang sepi banget hehehehe. Mata saya sudah sangat sepet nggak kuat nonton Cherry Bombshell dan The Milo :[ sayang sekali, kalau aja acaranya tepat waktu, pasti saya tonton semuanya :].


Originally post August 20 '09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar