Selasa, 10 Mei 2011

Interview with The Jakarta Globe

Waktu itu di telfon Marcel (vokalis Sajama Cut, kerja di Jakarta Globe) trus kaget. *karon* Tapi lebih kagetnya lagi ternyata interviewnya bareng teman-teman sekaligus fotografer favorit saya, Asra & Agung! SENANG! HEHE :D Trus ternyata foto saya yg dipejeng x) *azigg* Silakan di klik bagi yang mau membaca artikelnya. Terimakasih banyak untuk Marcel Thee. ;)



Oia, kl ada yang mau baca interview aslinya, sok silakeun dibaca. Tapi maaf emang bertele-tele. :p 


1. What made you become a primarily live gig photographer? Can you
tell us what drove you and influenced you towards it? Let us
understand where this passion comes from.

yang ini skip aja ya. :p bertele-tele.


2. What makes a "successful" live photo for you? And how do you try to
capture those moments?


Ketika mendapat ekspresi dari personil band tersebut bernyanyi atau bermain instrumen. Disitu terlihat bahwa dia benar-benar menikmati dan berdedikasi terhadap pekerjaannya di atas panggung.
Mata awas melihat dengan kamera dengan posisi siap memotret. Selain itu mendengarkan jenis lagunya juga penting, jadi bisa menerka-nerka kira-kira lagu bertempo pelan berekspresi apa atau ketika lagu rock kira-kira melakukan aksi apa. Masalah lampu juga sangat mempengaruhi hasil foto, terkadang, saya suka menghitung arah waktu lampu panggung sampai pas menyorot muka yang akan saya foto, karena perpanduan ekspresi, gaya dan lampu yang pas, itulah yang menurut saya membuat live photography ‘hidup’.


3. Which photographers have influenced you? and what was it about
them? Can you cite any particular favorite photo from them?

Prasetya Atyanto dan Dimas Wisnuwardono. Yang satu merupakan official photographer band Deadsquad dan satu lagi official photographer band The Trees & The Wild. Mereka panutan saya dalam memotret foto dengan sudut pandang lain. Satu yang saya pelajari dari mereka adalah gear ‘biasa’ bisa membuat hasil foto yang luar biasa.  



4. Which one of your own photos do you feel best defines you. Can you
tell us the background stories for each? (Tolong di attach juga yg
high-res)


Ini penampilan dari Mawar Merah atau All Female Ensemble yang tampil di Jazz Goes To Campus 2010. Lighting oke, suasana di pit enak, lowong dan fotografernyapun sedikit jadi suasana ‘bar-bar’ rebutan angle buat dapet foto baguspun tidak terjadi seperti biasanya. Kendalanya hanya tanah becek dan stage yang tinggi karena badan saya tidak tinggi-tinggi banget. Yang menarik karena yang mengisi vocal bergantian adalah penyanyi-penyanyi wanita dengan berkarakter kuat. Jadi mereka sama-sama menonjol dengan karisma mereka sendiri.

5. What has been your best and memorable photography stories?

 Java Rockin’ Land 2010. Karena bertugas meliput dan saya datang lumayan telat, jadi saya lari-lari berburu foto dari stage satu ke stage lainnya yang jaraknya tidak dekat sambil menggotong-gotong kamera yang notabene berat. Juga karena waktu manggung band-band sangat mepet-mepet tapi jarak stagenya dari ujung ke ujung. Super lelah, tapi super menyenangkan. 



Senin, 09 Mei 2011

Bandung: Hari Kedua

Balik dari Gembul jam 3 pagi lalu menginap dikosan Lala secara mendadak. Setelah kasus geng motor yang menimpa Lala, bok serem yee cewek berdua jalan menjelang subuh -_-. Padahal sih saya masih pengen nangkring di Gembul barengan Eross, Decky dkk (banyak orang, tapi rata-rata lupa semua *ampun*) tapi.......you know......I'm on my period........can't stand lama-lama laaa. Udah gitu kebeles pipit, kecapekan, kedinginan parah, kelaperan tapi mulut xsuperxcenadhxcenudhx -_____- ya Rabbiiii. Yaudalah dalam rangka memenuhi janji saya juga, nginep deh akhirnya di kosan Lala \o/ YEAY!

Saya bangun 3 jam kemudian -_- dijemput Decky dan pacarnya ke kosan si Egik. Kreyep-kreyep zzzz. Trus nyampe kosan Egi ngantri mandi trus langsung jalan ke PVJ. (Sesungguhnya gue dan Ami gatau mau kemana selama di Bandung). Yauda langsung cussss kesana, macet ya......rrrrrrrr.



















Dan malemnya diajak Lala ke Beat & Bite, sekalian ketemu Tyo. Yak, capcus. Dua hari berturut-turut ngegig semua hahahahahanjrit -_-. Tempatnya sangat sempit. Kalau kata Egi sama Ami, pas masuk aja udah langsung tembok. Heyakkk. Nah itu saya udah dalam kondisi awkward. Kehujanan, nyendal jepit doang pula, kaki makin kedinginan. Makan cuma bisa sayur asem doang zzz untung enak zzzz. 

Oke, yang berkesan malam itu adalah penampilan dari Angsa & Serigala. Hmm kalau ada yg mau liat foto-fotonya, sok silahkeun di klik. Malah, pas bintang utamanya tampil, saya malah keluar ngobral ngobril sama Lala & Tyo. Nah, pas pulang...nggak bawa jaket. Nah...untung dipinjemin *alhamdulillah*. Nah...ini dia nih resikonya pulang malem. Nah...manjat kosan orang. Hanjrit. Setelah manjat pagar barel yang waktu itu masih dalam sengketa, itu parah seremnya. Udah pagarnya tinggi, trus langsung selokan besar dengan air yang deras pula hrrr. Pas udah diatas, pasti suka bingung mau ngelangkahin kaki kemana. Eh bener, kejadian lagi dong. Ditambah saya gemelutukan kedinginan *padahal udah minjem jaket, emang dasar deh ga kuat dingin* trus kecapean udah lemes duluan ngeliat pagar yang musti dipanjat.........................DWEEEEERRRRRR. Akhirnya dengan bantuan Egi dan Decky *apa-apaan ini manjat pagar pake ditolongin 2 orang segala* saya selamat masuk kosan Egi *tepuk pramuka*. 

:D

CLICK.

Sabtu, 07 Mei 2011

Kampoeng Jazz

Dalam rangka merefresh kerja otak, rencana awal maunya ke Lembang. Tapi karena bertepatan (entah kenapa) dengan Kampoeng Jazz, jadi...........yah..........jadi............gak jauh-jauh buat liputan -..-. Yasudahlah. :3 Bandung hari pertama, CHECKED!






Ya gitu deh.....mau berangkat aja udah hujan. Udah langsung ga niat motret zzz -_-. Oia ini stagenya cuma satu, gak kayak JGTC yang ada 3 stage. Dua-duanya persis = becek. Bedanya kl di JGTC tanah lebih ngeblok, jadi ya.............nasip. Anywayyy, kehujanan, barang berat, mulut nyut-nyutan, sakit perut hari kedua..............arghhhhh -_____- nyiksa. Tapi karena bertemu teman-teman jadi nggak begitu masalah :D. 

Selasa, 03 Mei 2011

Bersyukur

Setiap melihat orang yang 'kekurangan', dari segi finansial dan fisik, selalu berkaca ke diri sendiri. Alhamdulillah, segi finansial saya cukup untuk kebutuhan primer dan terkadang punya uang lebih untuk kebutuhan sekunder.. Dari segi fisik, Alhamdulillah saya punya anggota tubuh yang normal. Walau tidak sempurna, tapi semuanya sesuai fungsinya, tidak kekurangan sedikitpun. 


Jadi, butuh alasan apalagi untuk tidak bersyukur setiap hari?