Kamis, 13 September 2012

[Multiply #8] Sound of Contentment

Diundang melalui situs pertemanan paling hip saat ini, melihat line up band-band acara ini benar-benar menyita perhatian. Dari The Milo, Pure Saturday, Cherry Bombshell, The Sastro, Polyester Embassy, Endah & Rhesa, Ballads of The Cliche, Dzeek, Suri, Blackstar, sampai Pain is Gone benar-benar membuat mata melotot. Dengan HTM 40.ooo rupiah, saya pikir, wah mahal banget, tapi agaknya setimpal lah dengan band-band yang akan main. Hanya, ketika melihat lokasi acara diselenggarakan, saya jadi sangsi kalau acaranya akan padat penonton. Tumben-tumbenan di selenggarakan di daerah Kelapa Gading.

Beruntung, karena radio kampus saya menjadi media partner dengan acara tersebut, jadi saya mendapat ID :]. Dengan semangat berkoar-koar saya pun berangkat. Melihat acara akan dimulai jam 5 sore (di invitation fb malah ditulis jam 2 siang) saya berpikir untuk datang segera. Ketika sampai mal, parkirannya benar-benar naudzubillah riweuhnya. Akhirnya sih dapat parkiran, tapi parkir di luar, sedangkan kafe berlokasi di lantai 5. Saya sudah dihubungi senior saya yang sama-sama dari RTC, kapan datangnya, kok nggak nongol-nongol. Saya langsung berpikir, wah sudah mulai acaranya, senang sekali mendengar acara--apapun itu--tidak ngaret.

Saya sampai di lantai 5 menggunakan lift (pakai eskalator agak gempor, lagipula ngebingungin, mal-nya benar-benar luas) lalu langsung kaget kok langsung menuju parkiran. Setelah nyasar sedikit, akhirnya saya menemukan kafe tersebut. Ketika melihat poster-poster yang di tempel, saya kecewa, ternyata Pure Saturday batal main! Haduh. Jam setengah 7 saya di depan kafe dan bertemu dengan kawan-kawan saya, lalu panik ketika mendengar riuh dari dalam. Sepertinya yang main di panggung The Sastro nih. Saya, yang datang berlima, langsung meminta ID (waktu mereka blocking time, kami nggak dikasih tiketnya, katanya kalau sudah sampai di lokasi, bilang saja dari RTC lalu dikasih tiketnya) dan masuk ke dalam.

".............................."

Nggak enak gitu suasananya. Ternyata pas ngelongok, memang yang diatas panggung itu The Sastro, tapi lagi check sound. Ya ampun. Acara udah dimulai dari jidat. Yang kagetnya lagi, suasanya benar-benar hening gitu. Yang ada di dalam kafe cuma 20 orangan mungkin. Sepi banget. Akhirnya kami memutuskan untuk magribhan daripada cengo menunggu di dalam.

Setengah 8 kami masuk. Orang-orang yang nongkrong di luar pun cuma sedikit, mungkin sudah pada masuk. Eh ternyata pas masuk juga kondisinya sama saja, hanya bertambah beberapa orang. Lalu kami duduk di tempat yang nggak jauh dari stage. Nggak lama 2 MC datang lalu membuka acara dan panggung langsung digeber Pain is Gone. Akhirnya, acara dimulai juga.

Pain is Gone beres, naiklah SURI. Saya baru pertama kali melihat penampilan mereka seperti Pain is Gone tadi. Saya kaget juga, lagu mereka berisik, kirain yang gloomy-gloomy gimana gitu hehe. Oia, selama mendengarkan SURI, sekilas-sekilas mirip sound Seringai. Apanya yah..raungannya atau gaya-gayanya atau anunya apalah istilahnya itu saya nggak ngerti gimana deskripsiinnya. Yang pasti yang terlintas dibenak, SERINGAI! Udah gitu aja :]. Tapi lumayanlah menarik kok.

Endah & Rhesa dijadwalkan tampil berikutnya. Padahal menurut run down yang diumumkan MC, blackstar yang akan tampil. Dengar-dengar sih, mereka musti tampil lagi di acara lain, jadi karena acara ngaret parah (as usual) mereka tampil lebih dulu. Saya baru menyimak lagu mereka sedikit, dan saya pertama kali menonton mereka main. Sang vokalis, Endah, sangat interaktif dengan penonton meskipun yang datang sangat sedikit untuk ukuran acara seperti ini. Dengan lagu pertama, I Don't Remember (sebelumnya Endah bercerita dulu sambil memainkan gitar cerita dibalik lagu tersebut), penonton yang sedikit itu maju ke depan panggung dengan menenteng handphone/slr/digicam/handycam masing-masing. Saya sendiri senyum-senyum sendiri melihat penampilan mereka yang menyenangkan :D.

MC mengambil alih, lalu Blackstar tampil. Lalu senior saya yang di RTC sebagai Music Director, berbisik ke telinga saya, "Radiohead." Jujur, saya menyimak lagu-lagu Radiohead hanya sedikit. Saya lebih tertarik ketika Thom Yorke merilis album The Eraser :]. Yasudahlah mau Radiohead banget atau apapun kalau mereka memang terinfluence sekali, yah mari kita nikmati saja penampilannya :].

Dari awal acara, MC ngasih tau bakal ada Ade Rai... He? Ade Rai? Ngapain deh? Apakah Ade Rai akan tampil di panggung sambil memamerkan otot-ototnya (ah weird apaan deh. udah ah) gitu? Dan ternyata....ada bocah cilik yang ditarik MC ngobrol di panggung..setelah ngobrol ngolar ngidul, nama bocah laki tersebut ADE RAI. Bujug. Saya dan teman-teman saya sudah mikir beneran bakal Ade Rai 'beneran' hakakak :p. Ternyata bocah berbadan cilik ini sudah 11 tahun...apa 12 yah? lupa deh. Kirain mah masih SD hehe. Dan si Ade Rai ini naik panggung yang terpisah lalu memamerkan keahliannya memainkan drum. Waw, digeber main solo drum selama kurang lebih 20-30 menit membawakan lagu-lagu dari Dream Teather dan Slipknot...dan lagu apalagi nggak tau deh, sukses memukau penonton. Lalu si Ade Rai ini diwawancara lagi oleh si MC. Dan katanya punya band bernama (kalau nggak salah) Be3an (bertigaan). Langsung di protes MC karena namanya kurang komersil, langsung disuruh ganti nama malah hahaha.

The Sastro nampaknya sudah sangat siap manggung. Penonton yang sedikit itu (kurang lebih yang datang 80-an orang, atau mungkin kurang dari itu?) melakukan hal yang sama ketika Endah & Rhesa tampil, meringsek maju ke depan. Penampilan The Sastro mendapat perhatian banyak penonton, bahkan ketika lagu terakhir dimainkan, penonton yang sepi itu, teriak-teriak meminta lagi dan ada pula yang berteriak, "Lari 100! Lari 100!". Akhirnya The Sastro main lagi :D dengan sebelumnya si vokalis bilang, " Sebenernya gw udah bosen nyanyiin lagu ini." Haha yah wajar sajalah.

Ballads of The Cliche di jadwalkan tampil berikutnya. Kalau tidak salah, salah satu personil Bangkutaman datang menggantikan salah satu personil BOTC yang berhalangan hadir. Saya nggak begitu menyimak lagu mereka, hanya sedikit yang tahu. Ketika Popkinetik dibawakan, lumayanlah bisa bernyanyi-nyanyi sedikit :D.

Akhirnyaaaa tujuan utama saya datang kesini, untuk menonton penampilan Polyester Embassy, tercapai juga! Wihiiii! :D Penonton langsung mengambil posisi di depan panggung untuk memotret dan merekam penampilan mereka. Hmm jadi ketahuan sekali daritadi siapa saja band-band yang ditunggu oleh penonton saking sepinya di lokasi. Sayapun meminjam slr teman saya lalu berdiri di depan panggung. Jujur, lightingnya nggak enak, lagipula merah semua gitu. Malam itu Ekky tidak bisa datang, digantikan oleh siapa nggak tau, hehe pokoknya di lengannya ada tatto Homicide. Oia, ketika melihat Polyester Embassy di depan, saya bertemu teman saya Dimas (kalau nggak salah dia fotografer...atau road manager..atau dua-duanya?) lalu nanya D'zeek kapan main. Eh ternyata sama seperti Pure Saturday, D'zeek batal main karena ada masalah dengan panitianya.

Setelah merinding mendengarkan Polyester Embassy dan kecewa mereka hanya membawa lagu mereka sedikit (maunya sih mereka ngebawain Faded Blur gitu), saya mengajak teman-teman saya pulang. Waktu sudah jam setengah 1. Saya kecapean ditambah mood turun gara-gara acara ini. Aneh, selagi MC ngocol, harusnya dipanggung ada 'kehidupan' orang-orang yang check sound. Ini nyaris tiap jeda panggung malah nggak ada orang sama sekali. Saya jadi gregetan terus-terusan. Jadi kasian juga sih sama MCnya, walaupun MCnya cukup menghibur, tapi kan tujuan utama datang kesini untuk melihat band-bandnya. Malah sempat ada jeda mau manggung band apa gitu, MCnya nyaris setengah jam lah kurang lebih (buat saya berasa sejam) ngoceh-ngoceh terus dan selama itu di panggung beneran nggak ada orang yang check sound atau nyiapin alat-alat gitu kek. Apa mungkin band-bandnya nggak ada yang nge-LO-in? Saya jadi pengen ngegraok panitianya. Dan, si MC juga nggak rajin bacain sponsor, media partner dan yang mendukung acara tersebut. Selama jeda panggung bukannya musti dibacain ya? Seinget saya, MC hanya membaca radio kampus saya sebagai media partner hanya 2-3 kali, padahal jeda panggung kan banyak.

Enam jam di dalam kafe ternyata penonton nggak juga bertambah banyak. Masih segitu-segitu saja. Asumsi saya sih, acaranya kurang terpublikasi (dan maaf, posternya kurang menarik perhatian sih sebenernya), lokasi tidak terjangkau (biasanya pergigs-an di daerah selatan yah), harga tiket dan acara ada ditanggal ketika orang-orang long weekend-an. Padahal daftar band-band yang akan tampil menggiurkan. Kafe masih sepi, bahkan saya duduk selonjoran terus di lantai..kalau ada orang iseng mau tigersprong-an di dalam kafe, kayaknya bisa banget deh, orang sepi banget hehehehe. Mata saya sudah sangat sepet nggak kuat nonton Cherry Bombshell dan The Milo :[ sayang sekali, kalau aja acaranya tepat waktu, pasti saya tonton semuanya :].


Originally post August 20 '09

[Multiply #7] Dyslexia

Bandung, 20 Juni lalu selain ramai dengan kampanye calon presiden dan wakil presiden, ramai juga dengan anak-anak muda yang bergaya ala rocker. Ya, malam itu band rock asal Bandung, The S.I.G.I.T akan mengadakan konser bertajuk Dyslexia Concert sekaligus launching album mereka yang sempet tertunda beberapa bulan lalu. Konser yang terletak di Venue, Eldorado ini akan dibuka oleh band-band lainnya yaitu Jack and Four Men, Monkey To Millionaire dan Speaker 1st

Sebelum acara dimulai, booth-booth yang menjual merchandise band ramai dikunjungi Insurgent Army yang kalap karena rata-rata merchandise yang dijual adalah limited edition, sehingga jadi tidak sadar kalau acara sudah dimulai. Pukul setengah 8, panggung langsung dibuka dengan penampilan dari Jack and Four Men. Band asal Bandung ini menggeber panggung sekitar 20-30 menit. ....

Setelah Jack and Four Men, ada jeda waktu yang lumayan bikin bosan menunggu. Monkey To Millionaire mengambil alih panggung. Band yang baru saja rilis album bulan Mei lalu dan mendapatkan banyak pujian ini sepertinya masih kurang diakrabi dengan crowd Bandung. Terbukti bahwa, ketika mereka membawakan lagu mereka, crowd terlihat agak diam, meskipun waktu Rules and Policy sepertinya crowd baru agak ngeh karena lagu tersebut masuk dalam kompilasi L.A Lights Indiefest. Bahkan sampai lagu pamungkas yaitu Replika, dibawakan, crowd masih agak diam. Bahkan sepertinya hanya saya sendiri bersing-a-long mengikuti lagu Replika dan bertepuk tangan sambil berteriak-teriak, karena rata-rata penonton disekitar saya hanya diam-diam saja. 

Speaker 1st merupakan band yang juga ditunggu-tunggu crowd malam itu. Crowd yang tadi dingin-dingin saja ketika melihat Monkey To Millionaire, langsung berjogedan ketika Speaker 1st menggeber panggung. Meskipun sudah ada neon sign di samping stage dengan tulisan No Smoking, tetap saja salah satu personil Speaker 1st merokok di panggung, tapi tidak ditegur oleh crowd. Ini berbeda ketika salah satu personil Monkey To Millionaire merokok di panggung dan langsung ditegur crowd dengan cara berteriak-teriak, “No smoking!” dan menunjukan papan neon sign. Sekedar informasi, di dalam Venue penonton dilarang merokok dan minum.

The S.I.G.I.T naik setelah 20 menit jeda di panggung. Crowd semakin liar dan tak terkendali ketika lagu pertama mulai dimainkan. Banyak penonton yang terdorong-dorong kesana kemari, termasuk saya yang langsung limbung karena banyak dorongan dari berbagai arah. Saya masih bertahan di tempat yang agak ke bibir stage sekitar 2 lagu dimainkan. Tapi mulai lagu ketiga, saya mulai menyerah karena sudah sangat terbawa arus crowd yang mulai membentuk lingkaran-lingkaran moshing dan kakipun terinjak secara brutal dan akhirnya memutuskan untuk menyingkir ke belakang dengan susah payah. Terpaksa saya menikmati penampilan The S.I.G.I.T dari jarak jauh dan dengan kaki berjinjit karena badan saya kecil tenggelam diantara kerumunan crowd yang padat dan rata-rata tingginya melebihi saya. 

Malam itu The S.I.G.I.T benar-benar membius penonton yang datang. Selain memainkan lagu-lagu dari E.P, album dari Visible Idea of Perfection, mereka juga membawakan lagu baru mereka dan single-single mereka yang bisa di download di myspace mereka. Salah satu bagian yang membuat saya terkagum-kagum adalah, ketika mereka memainkan set akustik, seketika ruangan di Venue yang gelap langsung terang oleh lampu-lampu kecil berwarna biru-putih. Crowdpun banyak yang berseru kagum. It feels like, good sounds, good place, good songs in acoustic set.. oh damn, this is perfect. The S.I.G.I.T makes chill and warm ambience. Rasanya, seperti stargazing, seperti melihat bintang-bintang yang ada di Planetarium dan terbengong-bengong dengan lagu-lagu di iPod, hehe. 

Black Amplifier dibawakan sebagai lagu pembuka di set akustik. Sepertinya tidak ada yang tidak bersing-a-long, di tambah suasana yang begitu nyaman untuk bernyanyi bersama ;D. New Generation dan Live in New York menjadi lagu berikutnya yang di bawakan. Tapi sepertinya untuk set akustik, lagu yang terakhir dibawakan adalah yang paling oke, lagu All The Time dengan Midnite Mosque Song dibawakan secara digabung-----atau apalah itu namanya----dibawakan dengan sambung menyambung. 

Crowd dipacu lagi adrenalinnya setelah cooling down dengan set akustik tadi. Dan crowdpun kembali liar mengikuti hentakan lagu. Ngomong-ngomong, jarak antara orang dengan orang disekitar hanya 1-2 langkah saja. Benar-benar padat, karena Venue dengan kapasitas ribuan orang malam itu seperti lautan manusia. Tidak ada space yang benar-benar lowong untuk selonjoran. 

The S.I.G.I.T sempat melakukan aksi cliché dengan berkata, “This is the last song.” Hmm, padahal, lagu pamungkas mereka, Money Making, belum dibawakan. Jadi saya masih anteng menunggu sementara crowd sibuk berteriak-teriak, “We want more!” dan bahkan ada beberapa penonton yang menuju pintu keluar. Benar saja, sekitar 5 menit kemudian Adit, Rekti, Farri dan Acil kembali ke panggung. Saya tidak tahu, mereka sengaja memakai cara cliché atau sengaja karena mereka butuh waktu untuk ‘menarik nafas’ karena daritadi aksi mereka sudah sangat maksimal.

Satu lagi kejutan dari The S.I.G.I.T. Tepat setelah Money Making dibawakan, berjatuhan ‘uang-uang’ kertas dari atas. Sontak crowd langsung mengangkat tangan mereka berusaha menggapai uang-uang yang berjatuhan. Sempat terjadi dorongan yang keras dari arah tengah tempat uang dijatuhkan. Bahkan, saya yang dalam posisi jauh dari tengah, sampai ikut terdorong walau hanya sedikit. Saya tidak tahu apa yang tercetak di uang tersebut, karena saya tidak mengambil. Tapi menurut asumsi saya, mungkin semacam tulisan Dyslexia Concert tercetak di uang tersebut

Saya salah, ternyata setelah Money Making, masih ada sesi jamming dari The S.I.G.I.T yang benar-benar dahsyat. Waw, sepertinya tepuk tangan semalaman untuk mereka sepertinya tidak cukup, hehe. Dengan penampilan maksimal yang sudah dipersiapkan dengan matang ditambah pengelolaan acara yang baik, konser ini memang jempolan. What an awesome concert, The S.I.G.I.T rock the night!

Originally post July 1 '09

[Multiply #4] Munculnya Penghuni Baru di Kosan Ibu Lili

Hari Senin pagi hari selalu menjadi hari yang menyebalkan buat saya. Dimana saya harus pulang ke kosan dari rumah saya dengan menenteng bawaan seperti pakaian dan perlengkapan lainnya yang berat dan ribet dari rumah. Harus naik angkot 2 kali, bis satu kali dan tentu saja kereta. Yang malas, naik angkot mengarungi Kalimalang. Ah mau jam berapa juga, macet. Atau nggak abangnya nggak jalan-jalan gara-gara kerjaannya ngetem melulu terus bikin macet -__-. Di cawang juga sih sama macetnya, dan sopir bisnya jauh lebih horror nyetirnya. Rutinitas ini bisa di bilang baru di jalankan pas bulan Februari tahun ini. Biasanya saya pulang pergi ke Depok dianter-jemput sama Ayah saya di semester 1 dulu, kadang-kadang di jemputnya di stasiun kalau males mengarungi kemacetan di Depok. Tapi sekarang udah nggak lagi, soalnya Ayah saya udah nggak disini lagi dan udah pindah ke Surabaya. Mau nggak mau saya harus terbiasa dengan bis dan kereta, 2 alat transportasi umum yang paling jarang saya naiki apalagi kereta, biasanya mah ngangkotan. Ayaaah beliin mobil dong buat di rumah :DD. Sudah cukuplah manja-manjanya, sekarang ngelakuin apa-apa sendiri deh.

Nah, sampai di kosan dengan cucuran keringat menggila *panasnya bangetan deh* saya langsung rebahan di tempat tidur. Eh, tiba-tiba kedengaran suara "ngiiiiiik...ngiiiiiiiik" gitu. Pas malam Sabtu kemarin, ada juga suara kayak begitu di depan rumah saya. Pas saya dan teman mencari-cari, eh ternyata suara 3 bayi kucing di balik bangunan-bangunan kayu gitu rame banget 'ngik-ngik'nya. Pas saya dan teman saya mau meninggalkan si bocah-bocah, kucingnya malah mengeluarkan suara 'uaaaak' hahah aneh banget, kayak nggak mau ditinggalin, saya dan teman saya langsung ngakak. Di depan kamar saya kan ada lemari belajar bekas anak ibu kosan, karena sumber suara ada disitu, saya nyari-nyari dan ternyata bener! Si Kimeng, kucing kosan yang suka bergerilya di kamar kos saya, lagi nyusuin 3 anaknya yang masih keciiiil banget. Mungkin baru 2 mingguan gitu. Ukurannya sehamster, hmmm jadi pengen di pencet badannya hehe. Waw waw si Kimeng udah jadi ibu-ibu hehehe congratulation Meng! Dengan pemberian nama sepihak, saya menamakan 3 bayi kucing itu Yoyom, Momoy dan Moyoy (maaf, saya tau nama ini krispi semua, tapi nama-nama itu terlintas seketika di otak saya). Jadi penghuni di kosan saya makin bertambah 3. Terakhir, ada 8 kelinci di kandang setahu saya, sekarang nggak tau berapa, di tambah kucing liar yang suka nangkring di halaman kos sekitar 5 kucing, dan ada 2 bocah kucing yang juga baru-baru ini saya temuin main-main dengan lincahnya, yang paling baru ada 3 bayi kucing. Ya ampun kurang ramai apa coba -__-.


Originally post May 5 '09

[Multiply #6] Destination Nowhere

Entah kenapa, setiap saya bepergian dengan teman saya Egi (saya manggilnya Egik. Loh apa bedanya? :p) baik dengan kendaraan pribadi maupun ngangkotan, pasti, selalu peta buta (ditambah teman bolang satu lagi namanya Fanza, lengkap deh). Biasanya suka nyasar pas pake mobilnya dia. Entah pas waktu itu nyasar di Tebet (padahal saya dulu tinggal di Tebet, sampe TK doang sih :p) dari arah Cawang malah muter-muter di pasarnya padahal mau ke daerah SMP 115 situ. Ataupun seperti kemarin. Saya yang lagi-lagi pergi berdua dengan Egik, mau nonton Traxkustik di Citos. Nah, saya pikir Egik mau pake tol yang Taman Mini tuh. Tapi, loh kok ke tol lingkar luar kota? Waduh saya nggak kenal pasti deh jalannya. Lupa-lupa-inget-lupa melulu. Disinilah masalah bermula..

Tapi ternyata setelah berharap-harap cemas, jalan yang dilewatin benar. Alhamdulillah. Pas keluar tol, saya agak hafal tuh jalannya. Pas di perempatan...KELEWATAN. Salah kemudi neng. Harusnya belok kanan, malah lurus! Udah gitu, macetnya bikin emosi meningkat. Sambil berpandangan dan berharap-harap cemas apakah ada putaran balik..ternyata..SALAH BELOK LAGI. Saya lupa belok kiri ke arah mana, tapi mustinya ngambil yang lurus yang ke arah Lebak Bulus, baru deh ada putaran. Sambil bersyukur akhirnya ada putaran, sampai jugalah itu di Citos dan ambil parkir basement. Nyatanya, makin bikin emosi.. Penuhnya parah banget. Plangnya nggak jelas. Pas dapat parkir, tukang parkirnya baru datang setelah mobil sudah setengah bodi masuk lahan parkir. Eaaaa.

Pas sampai, saya nggak langsung masuk Scorenya, malah jalan-jalan dulu, hehe. Pas masuk Scorenya, DVD Boy sudah akan  menyanyikan 1 lagu terakhir. Yah.. Setelah DVD Boy, yang ditunggu-tunggu akhirnya akan main juga. Yayayayay :D The S.I.G.I.T! Saya dan Egik nyempil-nyempil ke depan susah banget. Rame, dan sangat sesak. Saya sampai jinjit-jinjit. Ada pasangan di depan saya yang terus mengepulkan asap rokok dan lengket berat selama nonton. Udah gitu, saya di belakang cowoknya, yang jauh lebih tinggi daripada saya. Yaaa mana keliatan The S.I.G.I.T nya? Akhirnya saya foto dari jarak yang jauh huhuhu nasip. 

THE S.I.G.I.T (taken by Sony Camera)
Yang bikin kaget, pas The S.I.G.I.T selesai, sebagian penonton yang tadi habis me-nyigit di dalam malah keluar! Padahal, penampilan utamanya adalah The Upstairs yang memang malam itu meluncurkan album barunya "Magnet! Magnet!" akan main setelah mereka manggung. Wew, sepertinya yang jadi bintang malam itu adalah The S.I.G.I.T, hehe. Kenapa saya berani bilang begitu? Saya masih tetap disana, mau memburu foto The Upstairs, soalnya nggak ada stok foto baru lagi pasca private party Rolling Stone kemarin. Perbedaan yang cukup drastis menurut saya pas The Upstairs akan main, malah di bagian penonton lowong banget daripada pas The S.I.G.I.T. Pas nyigit, benar-benar nyenggol sedikit udah kena jidat orang. Berganti dengan pasukan menyilaukan mata yang malam itu, massanya hanya sedikit. Waw waw waw The S.I.G.I.T :D. 


"Mari bikin gerakan paling absurd!"

Kurang lebih Jimmi berkata seperti itu malam itu. Tanpa disuruhpun, Modern Darling yang datang sudah melakukan gerakan-gerakan absurd, hehe. Tadinya pas pertengahan penampilan mereka, saya pengen keluar. Tapi yang ada saya malah ceming menclok deket pintu kayak cicak. Soalnya kalau ke arah pintu keluar, MoDar lagi pada seru berdansa dansi, saya males kena senggal senggolan hehe. Lagipula, mereka semua tepat di sebelah saya. Yadude saya ngambil foto aja sebanyak mungkin. Hmm kalau melihat The Upstairs jadi pengen lihat Straightout (loh?) hehe jadi ingat pas jaman pensi-pensian dulu di SMA. Saya ingat, pas di pensi SMA 61 tahun 2005, The Upstairs tampil sebelum Goodnight Electric pas jam 5 sore, masih jadi band indie yang kurang diketahui khalayak luas. Tahun depannya, The Upstairs yang sudah masuk major label manggung lagi di pensi tersebut dan tampil pada jam 8 malam yang menjadi salah satu band utama di pensi tersebut, dengan massa yang jauh lebih banyak pastinya. Waw waw waw.  


The Upstairs (taken by Sony Camera)

Setelah memutuskan keluar setelah set pertama, saya jalan dan makan dulu disitu baru pulang. Ternyata masalah masih berlanjut... Plang parkir di Citos emang nggak beres apa saya sama teman saya yang ble'e? Mau keluar arah Simatupang malah keputar-putar. Oh iya, saya maupun Egik sama-sama belum pernah parkir di Citos, biasanya suka di drop. Ah, payah banget deh. Pas sudah kembali ke jalan yang benar, akhirnya masuk tol deh. Dan entah kenapa, lagi-lagi, nyasar! Bayar tol sampai 3 kali malah, tau deh tol apa aja namanya. Kok mau ke arah Taman Mini malah nyasar ke arah Sudirman? 

Egik dan saya, hari itu sama-sama baru tidur jam 5 pagi. Saya, baru tidur jam segitu karena sibuk online dan mencari tugas, sedangkan Egik habis ada acara di kampus. Ditambah lagi Egik harus ngejar travel Bandung ke Jakarta jam 7 pagi malah baru bangun jam 8 pagi. Akhirnya jam 11 dia baru berangkat dari Bandung. Sorenya musti nyetir ditambah macet dan nyasar. Mana besoknya, saya ada UAS hari pertama pula. Haduh haduh. Jadi intinya, saya sama dia sama-sama capek. 

"Nik, mau nyobain nyetir nggak?"

Muka saya menampakan wajah, "lo yakin?". Tapi akhirnya saya mengiyakan, Egiknya udah pegel parah. Padahal, saya sudah lama banget nggak nyetir lagi. Entah gimana..dengan sotoynya, saya menggantikan.

Pas keluar Tebet menuju putaran di Pancoran (akhirnya ada putaran keluar, jadi nggak usah nyampe Semanggi kesana dulu, yeah!), akhirnya memutuskan untuk gantian. Anjrit. Nekat sayanya nekat dianya. Pas berhenti di depan TIS Square, saya jadi tegang. Karena :
1. Untuk pertama kalinya saya mengendarai mobil automatic
2. Untuk pertama kalinya saya mengemudi di jalan tol
3. Untuk pertama kalinya saya nyetir di malam hari

Parah. Ini yang nggak diketahui Egik bahwa, saya sangat sudah lama nggak nyetir. Sayanya juga penasaran banget sih pengen nyobain matic, biasanya manual. Dan ternyata.. Egik yang tadinya mau istirahat, jadi makin was was karena gaya nyetir saya yang nggak stabil. Pas masuk tol Jatiwaringin mana beneran mau nabrak mobil sebelah! Keluar jalur melulu. Sempet oleng ke kanan kiri pula. Parararararararah. Tapi herannya, dia malah nggak minta gantian lagi. Hehe. Jadinya dari Tebet sampai rumah saya, saya yang nyetir. Waw rekor baru buat saya :p. 

Alhamdulillah, dengan ketegangan memuncak tadi, saya sudah selamat sampai rumah hehe. Nggak lagi-lagi nekat dan ngebut deh, hehehe. Mobil aman, nyawapun aman. :D

Originally post May 20 '09

[Multiply #5] Currently On My List! (not from new album)

Air - Talkie Walkie
Saya membaca di salah satu artikel di Rolling Stone tahun-berapa-saya-lupa bahwa band ini adalah salah satu influence-nya band favorit saya yaitu Santamonica. Pas membetak lagu-lagu secara brutal dari laptop teman, ketemulah album band ini. Karena banyaknya lagu yang saya betak, jadi bingung mau dengerin yang mana dulu :p akhirnya pada suatu saat saya baru mendengarkan album Talkie Walkie ini dan langsung jatuh cinta :D. Salah satu album yang enak di dengar di kala hujan selain Sigur Ros, tentunya. Track favorit saya, Run dan Universal Traveller.

Lamb of God - Wrath & Killadelphia
Tidak bosan! Hahahaha track favorit saya dari Killadelphia selain Now You've Got Something To Die For adalah What I've Become. Kalau dari Wrath, Contractor dan Set to Fail paten deh.

This Will Destroy You - Young Mountain EP
Saya mendengarkan album ini dari rekomendasi teman. Karena penasaran, saya minta dari Music Director radio kampus saya ngehehehe :p. Mimpi indah jika mendengarkan album ini sebelum tidur. Track paling oke menurut saya, Grandfather Clock.

Explosions In The Sky - All Of The Sudden I Miss Everyone
Lagi-lagi karena rekomendasi teman, sayapun meminta lagu ini dari Music Director radio kampus saya juga hehe ternyata Idham, salah satu Music Director senior punya banyak lagu-lagu post rock. Pas saya minta album apa saja dari band ini, langsung di kasih 6 album sekaligus dari tahun 2000 hingga 2007 widiiiiih manceuppp lah. Tapi sekarang sih, saya lagi mendengarkan album yang paling terakhir yaitu All Of The Sudden I Miss Everyone. Track jagoan saya The Birth and Death of The Day dan Welcome, Ghosts.

Oh, Nina! - Highway EP
Pertama kali dengar di myspace. Lagunya dengan gampang nyantol di telinga saya :D. Tipe lagu macam begini memang bisa akrab dengan telinga saya. Ngomong-ngomong, cover EPnya simpel dan lucu. 

Soko - Not Sokute
Lucu! Hehehe lirik lagu dan vokalnya lucu. Pertama kali dengar langsung jatuh cinta. Rasanya ketika menyanyikan lagu ini seperti bisa bernyanyi padahal nggak bisa sama sekali hehehe. Track Shitty Day, Take My Heart dan It's Raining Outside adalah favorit saya.

Vierra - My First Love
Penasaran! Pasti, karena pada tahun-tahun sebelumnya dalam berbagai wawancara di majalah, Kevin Aprilio menjanjikan akan menyiapkan album buat band perdananya. Ketika lagu Dengarkan Curhatku keluar, saya cukup kaget dan sama sekali nggak menyangka kalau ternyata, ya jenis lagunya jadinya begini hasilnya. Karena album ini ada di flashdisk teman, saya iseng mengopy ke laptop saya. Lagu-lagunya memang belum saya dengarkan semuanya. Tapi ada beberapa lagu yang sudah saya dengarkan, dan disitu suara vokalnya seperti keplitek di beberapa part lagu, jadi yang sebelumnya udah nyaman jadi langsung ilfeel. Beberapa menit pertama di lagu No! seperti mengingatkan saya ke sebuah band luar negeri, tapi lupa. Lagu Tears sedikit mendapat perhatian saya, pas menjelang akhir lagu, ada screamingan yang kurang nyambung menurut kuping saya. Lagi-lagi, saya ilfeel. Tapi track yang paling bagus dan 'lucu' menurut saya adalah To Nessa. Cute :].

Selanjutnya saya ingin mendengarkan album Crack The Skye-nya Mastodon dan (katanya) The Devil Wears Prada mau ngeluarin album baru, huhu jadi pengen dengerin. Ngomong-ngomong saya juga baru dengerin Slowdive di lastfm.com, ehh entah kenapa lastfm saya ga bisa muterin lagu-lagu di library saya! Hueeee kenapa yah?

Originally post May 6 '09

[Multiply #3] Pick Your Five! Favorite Magazine

Ini saya ambil seperti yang lagi ngetrend di facebook itu loh. Heheheh. Selain itu gara-gara melihat postingan dari si Echan http://janotama.multiply.com saya jadi pengen ikutan. Nah, majalah itu adalah [random]..

Trax
Saya benar-benar pertama kali beli, gara-gara kepingin banget datang ke acara besutan trax magazine dan trax fm [dulu masih MTV Trax dan MTV Sky], kalo nggak salah namanya SkyTrax Jungle Festival deh. Di majalah itu, terselip tiket masuk, mau nggak mau harus beli. Nah pastinya, saya membaca isi majalahnya dong, yang ternyata isinya menarik perhatian saya. Pasca itu, saya jadi sangat rajin membeli trax, walaupun harga majalahnya yang menurut saya yang masih SMP waktu itu rasanya mehong bener. Lagipula, setau saya, nggak ada majalah musik lain sekeren ini :p. Walau sekarang sudah nyaris pensiun beli majalah ini [entah kenapa, saya merasa, makin lama salah satu majalah kesayangan saya ini makin krispi :[ hiks!] tapi berkat majalah ini juga, yang benar-benar mengenalkan saya mengenai musik dan hal-hal aneh lainnya :].

Concept
Majalah desain grafis pertama yang saya beli di aksara Plaza Indonesia waktu itu [sesuai rekomendasi teman]. Gara-garanya, pas kelas XI, teman saya beli majalah ini dan ada selipan formulir lomba desain grafisnya. Saya, entah kenapa, meskipun suka dengan desain grafis, sok-sokan pengen beli karena pengen ikut lombanya, padahaaaaaal nggak bisa ngedesain juga :p. Belum punya ilmunya! Haha. Melihat harganya, cukup mencekam hati. Haha. Tapi setimpal lah dengan isi majalahnya. Keren banget. Sekarang, saya juga sudah agak jarang beli majalah ini. Sekali-kali saya beli Babyboss saja. Mungkin merasa tidak enak karena sudah bertekad bulat akan menjadi mahasiswa desain yang baik eh malah tiba-tiba menikung ke penyiaran? :p



Rolling Stone Indonesia
Saya selalu pinjam majalah ini sama teman saya. Kenapa? Selain mahal, saya suka barteran dengan majalah Trax yang saya selalu beli tiap bulan :p. Jadi sesekali saja saya beli majalah ini. Pas pertama kali baca. Waduh, punyeng! Kok isinya tulisan semua ya? Haha. Seperti membaca tabloid yang di majalahkan. Tapi justru majalah ini memberi pengetahuan musik lebih dahsyat dan sangat lengkap. Yahhh meskipun jujur sampai sekarang saya membaca majalah ini nggak semuanya benar-benar artikelnya saya baca, hehe.



GO GIRL!
Ukuran majalah ini menarik perhatian saya. Saya pikir, majalah lisensi gitu.Eh, ternyata bukan. Isinya sangat eye catching di mata saya. Tipe majalah fashion seperti yang lainnya sih, tapi yang menarik perhatian juga page chill placesnya itu bikin ngiler ;p wiiiiw. Nah, yang berbeda di fashion yang di tampilkan, entah kenapa saya langsung suka. Seperti gampang di aplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya saya melihat majalah-majalah fashion lain yang saya ikuti dari SD, saya selalu ribet melihatnya. Gayanya desainer sekali. Kalau yang ini, nggak. Hehe. Majalah ini juga salah satu trendsetter fashion item, menurut saya.

LOOKS
Sekali lagi, saya pikir ini majalah luar negeri. Ukurannya yang kecil juga menarik perhatian saya. Pertama majalah ini saya pinjam dari teman. Selainwaktu itu masih harga promo [sekitar Rp10000 atau Rp12000 gitu] isinya juga cukup bagus. Lama-lama saya jadi rajin beli majalah ini. Benar-benar majalah yang mengkhususkan fashion dan gossip! Biasanya majalah lain kan suka banyak tetek bengeknya tuh. Artikel gossipnya benar-benar beda dari majalah lain. Tapi, sayaaaaang banget saya nggak suka dengan gaya penulisannya dan layoutnya agak kurang :[.










Originally post April 29 '09

[Multiply #2] Kudapan di Kala SD Bangkit Kembali

Lidi dengan mecin mecin yg bikin nagih :p

Jarum jam menunjuk ke angka 8 di Kamis malam seperti biasa, saya dan teman saya makan malam di kantek (Kantin Teknik). Saya bukan anak Fakultas Teknik, tapi tiap kamis malam dari jam 6-9 malam saya harus sudah nangkring di Pusgiwa Teknik karena lokasi radio kampus disitu. Maklum, acara yang saya produseri mengudara dari jam 7-9 (kalau kamu lagi jalan ke daerah Depok, dengerin ya 107.9 RTC UI FM :D). Nah, biasanya saya dan teman saya Mimi sebelum makan pasti ada rutinitas mengelilingi kantin hahahah biasanya sih 2-3 putaran. Soalnya selalu bingung sih mau makan apa hehehe. Pas putaran kedua, saya dan Mimi kaget ketika melewati sudut kantin. AAAAAH ADA LIDI! Gila, saya dan Mimi langsung berhenti dan beli lidi hahahah kudapan paling oke dari jaman saya bocah. Saya dan Mimi langsung heboh gimana gitu hahah kayak nemu harta karun. Akhirnya tiap kamis sebelum berputar mengelilingi kantin saya dan Mimi rutin beli lidi. Padahal sih, menurut saya isi lidinya juga cuma saeutik, tapi cabenya, banyak dan GALAK! Saya yang ga terlalu suka dengan rasa pedas yang meledak-ledak kayak gitu, pelan-pelan mengurangi konsumsi lidi. Pas beli yang asin, garamnya gila-gilaan juga. Haduh sieun ah. Rasa asin berlebih membuat pening, rasa pedas berlebih membuat perut saya ngagorogok.

Beruntung, ternyata di fakultas sendiri baru di jual lidi! Yeah! Jadi kalau mau beli lidi nggak usah jauh-jauh. Lagipula lidi di FISIP lebih banyak dan juga tidak terlalu asin dan tidak terlalu pedas heheheh. Langsung si lidi ini membuat geger semua penghuni FISIP *lebay dikit*. Banyak yang membabi buta beli lidi, rata-rata sih kangen katanya ini makanan mereka di SD. Dulu sih di SMA saya di kantin jual ginian pas akhir-akhir saya kelas XII, jadi nggak terlalu old-school banget buat saya hehe. Sampai sekarang, di Kopma tetap berjualan lidi walau nggak setiap hari. Hahah jadi ingat, teman saya bilang kalau temannya beli lidi sampai 10! Mungkin itu buat kudapan seminggu kedepan hehe.


Originally post May 5 '09 

[Multiply #1] Suatu Pagi di Hari Minggu

Jam 10 pagi, saya sudah anteng di depan komputer sambil makan lasagna *dengan yummy melted cheese yang juara :p* dari RumBung. Masih anteng membaca-baca blog orang, tapi ternyata saya dipanggil Ibu saya, ingin mengobrol-ngobrol katanya. Maklum, saya ngekos di depok dari Senin-Sabtu. Sabtu sore pulang, Senin pagi balik lagi ke kosan. Kayaknya saya di rumah seperti numpang bersin doang, sebentar banget. Ketika mengobrol, Ibu saya sedang membuka satu undangan yang berbentuk wayang, dan mengucapkan kata-kata yang membuat saya seperti pernah mendengarkan,

"Wayang itu seperti orang. Orang itu sudah di gerakan oleh Tuhan. Manusia harus mengikuti gerakan dari Tuhan."

Saya hanya bisa diam dengan muka pongo saya, tanpa bermaksud mau tau lebih jauh.


Originally post April 26 '09.

Menyelamatkan Tulisan.

Berhubung ada pemberitahuan mengejutkan di Multiply,


Kemudian di timeline Twitter mendadak pada galau dan nostalgia Multiply. Di timeline saya dulu banyak sekali penghuni Multiply yang sudah hijrah ke misalnya, Tumblr.

Lalu saya membuka akun Multiply lagi...........waktu bikin akun itu lagi (yang pertama bikin karena tuntutan nilai di sekolah dan sepertinya buat menambah daftar teman guru TIK saya) disitu motivasi menulis cukup besar, karena ada dorongan dari seorang jurnalis musik yang memberi saran, hehe. Di liat-liat lagi sih, agak malu dan random juga nulisnya hahahah :D. Saya menulis apa saja yang saya mau tulis. Hmmm jadi dalam rangka menyelematkan tulisan-tulisan aneh saya, maka di beberapa post ke depan saya akan copy-paste postingan Multiply saya ke Blogspot ini. :)